Bekali Ilmu Pengajaran, LDII Kotim Adakan Bimtek
SAMPIT (28/12). Dalam dunia pendidikan, kurikulum merupakan hal prinsip yang memilik peran besar. Dengan kurikulum target keberhasilan pembelajaran bagi peserta didik akan terarah dan tepat sasaran. Kurikulum dapat berubah dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan jaman, tantangan dan tujuan yang hendak dicapai. Hal itu melatarbelakangi DPD LDII Kotawaringin Timur menyelenggarakan “Bimtek Garis-garis besar Target Pembinaan Generus” pada hari Selasa (27/12/2022). Diikuti 35 orang tenaga pengajar dan para muballigh muballighoh dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) LDII se Kotawaringin Timur. Pemateri adalah pakar pendidik, Djoko Purwanto SPd, Dwi Supriyanto SSt, Ajeng Dwi Arnika SPd, dan Oktaviana Restu Utami.
“Maksud dan tujuan diadakan BIMTEK ini adalah agar target pembinaan generasi penerus yaitu TRI SUKSES ( Alim-faqih, Berakhlaqul Karimah dan Mandiri ) bisa tercapai. Adapun tujuan jangka pendeknya adalah menjadi bahan evaluasi bagi para pengajar dalam setiap bulan terkait dengan laporan dari tenaga pendidik,” ucap Dasuki SPd Ketua DPD LDII Kotim pada saat memberikan sambutan pembukaan.
Dasuki berharap kepada peserta bimtek bisa mengikuti dengan serius dan bisa menerapkan ilmu yang didapatnya. Untuk selanjutnya diaplikasikan dalam pengajaran di tingkat PC dan PAC LDII se Kotawaringin Timur.
Kurikulum Sebagai Kunci Sukses Pembelajaran
Pada awal pemaparan, Djoko Purwanto menuturkan latar belakang kurikulum,” Kurikulum diciptakan adalah dihadapkan pada suatu arena yg harus di tempuh oleh seseorang ( peserta didik ) untuk berpacu dalam mencapai tujuan tertentu,” tuturnya.
Menurut Djoko guru punya kewajiban mendampingi peserta didik untuk mewujudkan harapan dalam meraih tujuan tersebut.
“Pasti di tengah tengah perjalanan, guru akan menghadapi karakteristik siswa yg beragam dalam menerima pendampingan. Dan guru harus mempersiapkan nya dng baik dgn bekal metode beragam sesuai keadaan peserta didiknya,” kata Djoko salah satu pengajar di salah satu SMA favorit Sampit.
Ketercapaian tujuan peserta didik itulah yg akan merubah tingkah lakunya dari tidak paham menjadi paham dan lain-lain. Kemajuan peserta didik dalam berpacu tercatat dengan baik melalui jurnal guru tentang kemajuan peserta didik. Penilaian formatif saat proses pemebelajaran ( pendampingan ) dan penilaian sumatif dilaksanakan saat akhir pembelajaran.
Dalam proses pendampingan, lanjut Djoko, guru harus menjadi contoh figur yg baik, “Berpakaian yang baik, bertutur kata yang lembut, pembelajaran yang menyenangkan, sabar menghadapi keadaan peserta didik, punya multi metode pembelajaran dan selalu belajar menambah ilmu strategi pembelajaran,” kata guru yang memiliki segudang prestasi dan dikenal baik di kalangan pendidik di Kotim.
“Ingat guru adalah pejuang ilmu, yang bisa memberi dampak baik kepada peserta didik. Dengan motto peserta didik menjadi semakin faqih, akhlak mulya terwujud pada peserta didik, kemandirian benar benar menjadi aktifitas peserta didik untuk menyongsong masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
Senadda dengan Djoko, Dwi Supriyanto Guru SMK 2 Sampit lebih rinci memaparkan seputar kurikulum. Prof. Dr. S. Nasution dari Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran menyatakan, “kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses belajar mengajar. Adapun rencana yang disusun tersebut berada di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan dan parah pengajar di sana.”
“Kami dari penggerak pembina penggerus memandang kurikulum perihal sangat urgent. Memberikan arah jelas bagi pengajar. Dalam hal ini para muballigh muballighoh dalam menyampaikan dakwah agama kepada generasi penerus, dari usia dini hingga usia pra nikah,” ucap Dwi Supriyanto.
UU tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 butir 19 menyebutkan, kurikulum merupakan seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan.
Sementara pendidikan dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
“Konsep pendidikan kepada siswa, terutama usia dini hingga pra remaja sedapat mungkin harus fleksibel dan bisa menghadirkan suasana menyenangkan. Dari sini akan ter-connect antara pengjajar dan mereka peserta didik,” tambah Ajeng.
Sementara Octaviana mengatakan bahwa keberhasilan pembinaan generus diharapkan dapat melahirkan sosok generus yang unggul. Sosok generus unggul merupakan generus yang memiliki Tri Sukses, berkarakter Enam Thobiat Luhur (jujur, amanah, mujhid-muzhid, rukun, kompak dan kerjasama yang baik), memahami dan mengamalkan Empat Tali Keimanan (bersyukur, mengagungkan. mempersungguh dan berdoa) serta berhasil bekerja dengan menerapkan prinsip kerja bener, kurup, janji.
“Sosok generus unggul ini merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) Profesional Religius, yaitu SDM yang sisi kehidupan agamanya dan sisi kehidupan dunia profesinya atau pekerjaannya berjalan baik dan seimbang,” ucapnya.
Tidak hanya teori, pada sesi malam, peserta bimtek juga diberikan kesempatan mempraktekkan materi-materi yang ada. Simulasi kegiatan belajar mengajar di ruang kelas sesuai jenjang siswa didik masing-masing.
Jenjang usia PAUD (5 s/d 6 tahun) pada kriteria alim jenjang ini mereka diupayakan mampu melafalkan dan menulis huruf hijaiyah. Untuk kriteria Faqih diberikan pengetahuan tentang faham surga neraka, faham AlQur’an Hadist serta bisa mempraktikkan ibadah berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits.
Dalam hal Akhlaq, jenjang ini dikenalkan dengan karakter 6 Thobiat Luhur, Sifat-sifat baik, mengenal kewajiban berbuat baik kepada orangtua, saudara, guru dan muballigh- muballighot, teman, tetangga, tamu, lingkungan dan alam sekitar, serta menghindari akhlaq yang tercela.
Pada Adab/Tata krama, mereka mampu praktek ta’dim dan berbuat baik kepada orangtua,orang yang lebih tua, orang yang lebih muda, Ulil Amri, teman bergaul dan tata krama saat berada di masjid, di tempat pengajian dan sekolah, serta lingkungan dan alam sekitar.
Sementara pada simulasi mandiri, siswa didik diajarkan mampu makan, minum, mandi, BAK, BAB dan memakai pakaian secara mandiri, juga kemandirian dalam keluarga, serta lingkungan pengajian dan sekolah.
Kegiatan Bimtek bertempat di Aula Lt.2 Kantor Sekretariat LDII Kotim, Dimulai sejak siang hingga malam hari pukul 22.30 wib. (PS)